Selasa, 31 Januari 2012

SIKAP PARA REMAJA ISLAM TERHADAP GAME ONLINE


SIKAP PARA REMAJA ISLAM TERHADAP GAME ONLINE

Oleh : Rakrian Hartoko
Di tengah gelombang arus modernisasi saat ini, datangnya era modern juga sudah tidak bisa dicegah lagi karena ada yang membawa positif dan ada yang juga membawa negatif. Bagaikan seperti mata pisau yang bisa membantu ibu di dapur berarti bersikap positif tetapi juga bisa membantu perampok untuk membunuh korbannya berarti bersikap negatif. Sekarang ini contoh seperti internet jika dilihat dari kasus-kasus seperti mudahnya mengakses internet sekarang ini dibandingkan pada era orang-orang tua terdahulu memang membawa positif tetapi jika para pemuda-pemuda saat ini dengan mudah mengakses situs-situs yang berbau negatif tanpa ada pengawasan dari orang tua atau tanpa bimbingan orang dewasa maka ini bersifat negatif.
Sekarang ini akses internet dengan mudah serta berkesan memanjakan dan juga membawa malas belajar bagi para pemuda karena dilihat dari saat ini anak-anak atau pemuda, internet bukan lagi untuk browsing situs yang bernilai pendidikan atau lebih khusus ke situs Islami tetapi tidak heran mereka lebih asyik bermain game online. Bagaikan jamur di musim hujan jasa-jasa rental warung internet (warnet) mulai banyak di masyarakat saat karena dahulu warnet yang dijumpai hanya pada Ruko-ruko pinggir jalan tetapi sekarang dengan mudah mulai memasuki ke wilayah-wilayah Perumahan atau pemukiman-pemukiman sekitar rumah. Warnet yang dahulu hanya menyediakan jasa-jasa browsing tetapi sekarang bertambah dengan adanya jasa  game online karena  bisa di lihat dari perkemabngan sekarang ini, tidak mungkin ada anak-anak atau para pemuda yang tidak tertarik dengan game pasti mereka sepakat jika semua pasti akan tertarik dengan game. Jenis-jenis game yang dimainkan dari para anak-anak atau para pemuda dimulai dari game seperti permainan perang, permainan adu strategi, permainan adu keterampilan dan sebagainya. Masing-masing game sudah memiliki tingkatannya masing-maasing, game anak-anak tidak akan dimainkan para remaja begitu juga sebaliknya para remaja tidak akan memainkan game anak-anak.
Berbagai contoh game online yang sering menjadi primadona dan kesukaan para anak-anak dan pemuda sebut saja seperti counter strike, yakni semacam game  yang bertemakan tentang tembak-menembak dan setting tempat berupa keadaan perang yang sesungguhnya karena permainan ini seperti melatih strategi, mengatur situasi peperangan. Dalam game ini seperti seolah-olah dalam keadaan simulasi perang yang sesungguhnya dengan menggunakan senjata-senjata yang ada mirip seperti dunia militer, sebut saja seperti AK47, shotguns, bom nanas dan sebagainya karena dalam permainan ini ada dua tokoh yang bisa dipilih oleh pemainnya seperti polisi dan teroris berikutnya di dalam game ini dituntut untuk tidak individu melainkan kelompok karena dalam game ini haruslah menyelesaikan misi yang sudah disepakati dengan satu kelompoknya. Game online ini biasa anak-anak dan remaja menyebutnya dengan nama CS sesungguhnya sangat diminati sehingga jika sudah mulai game ini akan lupa waktu. Hampir ini mayoritas ruko atau kios warung internet para remaja dan anak-anak pasti memainkannya.
Di dalam warung internet ini sesunggunya para pemuda dan anak-anak bisa berlama-lama disana bermain game online atau browsing hingga waktu berjam-jam, serta sekarang juga dengan mudahnya layanan warung  internet serta pangsa pasar meminta untuk warnet ada yang 24 jam. Belum harga internet sekarang sudah mudah terjangkau dengan ada system paket maksudnya adalah cukup saja membayar Rp 10.000 waktunya bisa 5 jam. Para pemuda bisa menghabiskan malamnya atau semalaman di warnet.   
Bisa dibuktikan jika di warung internet sesungguhnya membuat waktu terbuang dengan sia-sia karena demi bermain game online sehingga waktu sehari semalam habis hanya dengan diluangkan seperti itu. Demi game online tampak pula seperti banyak mendatangkan dzhalim pada diri sendiri, maksudnya adalah jika seperti berlama-lama di depan layar computer sangat kurang menyehatkan mata serta juga dalam hal waktu pula  seharusnya para pemuda dan anak-anak bisa dipergunakan dalam hal yang sangat bermanfaat seperti dalam untuk mencari keridhaan dari Allah SWT.
Game Tak Membuat Otak Lebih Pintar
Hasil penelitian tentang masalah game online sudah dimuat di majalah-majalah atau surat-surat kabar berikut adalah yang sudah dimuat di majalah Ar-risalah adalah,  yang diungkap tentang game online berikut para peneliti merekrut peserta dari pemirsa acara sains BBC, Bang Goes the Theory. Lebih dari 8.600 orang berusia 18-60 tahun diminta untuk memainkan permainan asah otak online yang dirancang oleh para peneliti untuk meningkatkan memori mereka, pemikiran, dan keterampilan lainnya selama setidaknya 10 menit sehari, tiga kali seminggu. Mereka dibandingkan dengan lebih dari 2.700 orang yang tidak memainkan permainan otak, tetapi menghabiskan jumlah waktu yang sama untuk surfing internet dan menjawab pertanyaan pengetahuan umum. Semua peserta diberi semacam test IQ sebelum dan sesudah percobaan. Para peneliti mengatakan mereka memainkan game asah otak tidak menunjukkan peningkatan apapun dalam tes kecerdasan yang dilakukan. Sebaliknya, mereka yang berselancar di dunia maya menunjukkan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.[1]
Melihat fenomena seperti tersebut dalam hal agama Islam juga begitu memperhatikannya, karena hal ini peran pemuda nantinya akan mewariskan dari para ayah-ayah mereka berupa tombak-tombak perjuangan panji Islam. Coba membaca tentang sirah para pemuda-pemuda di zaman Rasulullah SAW yang menggunakan waktunya untuk mengkaji Al-Qur’an, menimba ilmu kepada Rasulullah SAW, membantu kedua orang tua mereka masing-masing, membantu pasukan bala tentara umat Islam untuk berjihad fie sabielillah. Tetapi sekarang sungguh sangat ironi dan miris jika melihat keadaan sekarang apa yang terjadi tidak seperti pemuda-pemuda yang berada di zaman Rasulullah SAW. Di khawarirkan pada satu saat nanti peran pemuda Islam yang tidak mau meneruskan tombak perjuangan panji Islam karena pemuda Islam pada saat itu terbelakang dari umat-umat yang lain. Dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda
“ Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya darimana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. Tirmidzi).
Tidak diragukan lagi bahwa para pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam tatanan kehidupan masyarakat secara umum dan masyarakat kaum muslimin secara khusus, karena jika mereka adalah para pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam yang merekalah akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi nakhoda ummat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat
Oleh karena itulah para sahabat yang masih muda radiallahu ‘anhum  memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam menyebarkan agama ini baik dari sisi pengajaran maupun dari sisi berjihad di jalan Allah SWT. Diantara mereka ada Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr Ibnul Ash, Muadz bin Jabal, dan Zaid bin Tsabit yang mereka ini telah mengambil dari Nabi berbagai macam ilmu yang bermanfaat, menghafalkannya, dan menyampaikannya kepada ummat sebagai warisan dari Nabi mereka.[2]



[1] “Game Tak Membuat Otak Lebih Pintar”, Ar-risalah,  no.115, Januari 2011 hal 37
[2] Muhammad Faisal, “ Pemuda Dalam Islam ,“ Lentera Dakwah, 23 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar